Bismillahirrahmaanirrahiim.
Peristiwa Tragedi WTC 11 September 2001, menyisakan rentetan panjang penderitaan manusia yang luar biasa. Bukan hanya ribuan korban yang hancur terbakar, jatuh, atau tertimbun kejamnya material reruntuhan WTC. Namun miliaran Ummat Islam juga menderita akibat peristiwa itu. Tragedi WTC menghalalkan kaum Muslimin diperangi atas nama “war on terror” yang dikomandoi oleh George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabihi ajma’in-.
Peristiwa itu sendiri terjadi di WTC New York, pada tanggal 11 September 2001. Kalau disingkat, WTC 119; 11 adalah tanggalnya, dan 9 adalah bulannya. Tetapi dalam ejaan Inggris, bulan ditulis lebih dulu, sehingga menjadi 911 (nine one one). Sehingga peristiwa itu kerap disebut “WTC nine one one”. Dan kebetulan kode 911 merupakan kode panggilan darurat di Amerika. Orang seluruh Amerika paham kode “911” yaitu panggilan darurat kepolisian. Bahkan begitu populernya, sampai ada istilah “Nanny 911” untuk menunjukkan kepada karakter seorang Nanny (pengasuh anak) yang siap dipanggil kapan saja untuk menangani kasus-kasus kenakalan anak yang sudah mencapai taraf darurat.
Istilah “WTC 911” itu bukan main-main. Ia bukan peristiwa biasa, ia bukan aksi terorisme biasa, ia bukan tragedi biasa. “WTC 911” adalah sebuah ICON gerakan besar yang dikembangkan di awal abad 21. Ia adalah simbol atau kode bagi Zionisme internasional untuk menenggelamkan dunia dalam perang anti terorisme yang mereka rancang. Khususnya, “WTC 911” adalah missi internasional untuk memerangi kebangkitan kaum Muslimin melalui isu terorisme. Ini adalah sandi, kode, atau icon gerakan Zionisme internasional.
Sebagai orang beriman, kita jelas menolak Tragedi WTC 11 September 2001 itu, dan lebih menolak lagi ketika tragedi itu dijadikan alasan untuk memerangi kaum Muslimin di seluruh dunia. Hanya orang-orang kafir saja, atau manusia yang sudah tersesat sejauh-jauhnya, yang akan ridha dengan agenda perang untuk menghancurkan kehidupan kaum Muslimin itu.
Ada setidaknya 4 alasan untuk menolak missi “WTC 911”, yaitu:
[1] Ummat Islam secara mutlak harus menolak, menentang, atau mengingkari agenda-agenda yang diciptakan oleh Zionisme internasional. Tidak ada toleransi bagi Zionisme, sebagaimana tidak ada toleransi bagi dajjal –laknatullah ‘alaih-.
[2] Perang terhadap Islam dan kaum Muslimin adalah kekafiran, kezhaliman, dan kebiadaban yang sama sekali tertolak dalam ajaran Islam. Menerima perang seperti itu sama saja dengan membunuh agama sendiri.
[3] Tindakan terorisme terhadap warga sipil, laki-laki dan wanita, dewasa atau anak-anak, Muslim atau bukan, adalah perbuatan HARAM. Ia termasuk perbuatan merusak di muka bumi yang sangat diharamkan. Islam menghalalkan Jihad Fi Sabilillah, perang melawan musuh-musuh Islam; tetapi Jihad Fi Sabilillah bukan aksi terorisme yang penuh kepengecutan. Kalau mau Jihad, silakan head to head dengan pasukan musuh, jangan kucing-kucingan dengan berlagak sebagai “mujahidin”.
[4] Menurut banyak analisis, dapat dipastikan bahwa Tragedi WTC 11 September 2001 bukan dilakukan oleh kaum Muslimin (anak buah Usamah bin Ladin), tetapi dilakukan sendiri oleh agen-agen intelijen Amerika-Israel. Tragedi itu sengaja mereka buat sebagai alasan untuk memerangi kebangkitan Islam di dunia.
Wajib bagi kaum Muslimin menolak semua cerita-cerita yang dibuat George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabihi ajma’in- seputar “WTC 911” itu. Apa yang diceritakan George Bush adalah kebohongan besar (seprti kebohongan Neil Amstrong dan Edwin Aldrin yang telah mendarat di bulan). Bahkan cerita bohong itu menjadi senjata bagi keturunan dajjal itu (George Bush) untuk memerangi Ummat Islam di seluruh dunia. Hanya orang kafir atau sudah sesat sejauh-jauhnya yang akan menerima cerita George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabihi ajma’in-. Bahkan hebatnya, banyak sekali masyarakat kritis dunia yang menertawakan peristiwa itu. Padahal banyak dari mereka non Muslim yang tidak belajar ajaran-ajaran Islam.
Demi Allah, gedung WTC tidak akan hancur hanya ditabrak oleh sebuah pesawat. Sama sekali tak akan rubuh hanya dalam beberapa menit akibat tabrakan itu. Hancurnya gedung itu semata-mata hanya melalui Demolition Controlled. Ia adalah metode peledakan terkendali yang biasa digunakan di Amerika untuk merobohkan gedung-gedung tinggi yang terletak di tengah-tengah kawasan padat gedung-gedung pencakar langit. Tabrakan pesawat hanyalah pengalih perhatian saja. Sedangkan kekuatan asli yang menghancurkan gedung WTC adalah rangkaian bom yang telah ditanam di gedung itu sendiri.
Sebagai perbandingan, tanggal 18 Februari 2010, seorang pilot menabrakkan pesawatnya ke sebuah gedung di Austin, Texas. Pilot itu bernama Joseph Stack. Dia meninggal setelah melakukan aksinya. Akibat dari tabrakan itu hanya menimbulkan kebakaran dan kerusakan gedung. Tidak sampai meruntuhkan gedung dalam sekejap. Bahkan saat sebuah pesawat latih jatuh di gedung IPTN, ia juga tidak menghancurkan gedung itu berkeping-keping. Jadi tidak ada ceritanya, sebuah pesawat bisa menghancurkan gedung pencakar langit hanya dalam beberapa menit. Ketika Timothy McVeigh meledakkan truk berisi bahan peledak penuh di depan gedung FBI Amerika. Ia tak sampai menghancurkan seluruh gedung itu. Hanya bagian depannya hancur, tidak sampai menghancurkan secara keseluruhan.
0 komentar:
Posting Komentar